“The Scream”: Sebuah Karya Seni yang Mengungkap Kedalaman Jiwa Manusia

Apr 29, 2024By Kikan Noor Alyssia
Kikan Noor Alyssia
woman touch rainy glass
The Scream (Edvard Munch, 1893)

The Scream adalah lukisan ikonik karya seniman ekspresionis Norwegia, Edvard Munch. Dibuat pada tahun 1893, lukisan artistik dan imajinatif ini menjadi representasi dari kondisi manusia dan melambangkan kecemasan di kehidupan modern.


Apa yang digambarkan dalam karya seni ini?

"The Scream" menggambarkan sosok yang berdiri di atas jembatan, dengan wajahnya berkerut dalam penderitaan. Sosok memanjang itu berdiri dengan latar belakang langit yang bergejolak dan badan air yang berputar-putar. Tangan sosok itu ditekan ke telinganya, seolah mencoba untuk memblokir teriakan yang menusuk. Komposisi ini menciptakan rasa ketegangan dan kegelisahan, menarik perhatian semua orang pada sosok sentral dan ekspresi sedih, cemas atau terkejutnya.

Salah satu aspek mencolok dari "The Scream" adalah penggunaan warna. Munch menggunakan palet yang berani dan bersemangat untuk menyampaikan rasa intensitas emosional. Warna oranye dan merah langit yang berapi-api kontras dengan biru dan hijau yang muram dari air dan tanah, menciptakan ketidak selarasan visual yang menambah dampak emosional lukisan. Garis-garis yang berputar-putar dan sapuan kuas berkontribusi pada perasaan kekacauan dan ketidakstabilan, memperkuat rasa tertekan yang digambarkan dalam adegan tersebut. Munch menceritakan dalam buku hariannya bahwa dia melihat matahari terbenam dengan langit "merah darah" untuk menggambarkan keadaan psikologisnya yang menyedihkan.

Simbolisme memainkan peran penting dalam memahami makna yang lebih dalam di balik "The Scream". Fitur wajah sosok itu terdistorsi, dengan mulut menganga dan mata melotot. Distorsi ini menyampaikan rasa kekacauan batin dan perasaan kewalahan oleh dunia. Lanskap itu sendiri tampaknya berada dalam keadaan berantakan, mencerminkan persepsi seniman tentang masyarakat dalam krisis.

Sisi psikologis Munch terhadap lukisan The Scream

The Scream mengambil inspirasi dari pengalaman langsung artis dan menemukan penjelasan dalam sebuah bagian dari buku harian Munch tertanggal 22 Januari 1892. Dalam buku hariannya yang ditulis dalam bahasa Nice, sang seniman menggambarkan perasaan teror yang dia alami saat berjalan-jalan dengan dua teman di Ekebergåsen di pinggiran Christiania (sekarang Oslo):

“Saya sedang berjalan di sepanjang jalan bersama dua teman—matahari terbenam—saya merasakan embusan melankolis—tiba-tiba langit berubah menjadi merah berdarah. Aku berhenti, bersandar di pagar, lelah setengah mati—langit yang menyala seperti darah dan lidah-lidah api, di atas fjord dan kota yang biru kehitaman—Teman-temanku melanjutkan perjalanan—aku berdiri di sana gemetar karena kecemasan—dan aku merasakan jeritan yang tak terbatas melalui alam.”

The Scream adalah gambaran dari pengalaman panik yang dijelaskan oleh Munch. Karya tersebut, bertanggal akhir abad ke-19, melambangkan ketakutan kolektif pada pergantian abad dan keterasingan kehidupan modern, yang ditandai dengan konflik dan industri mekanik. Selain itu, The Scream juga mewujudkan penderitaan psikologis pribadi Edvard Munch, yang terguncang dari banyak tragedi keluarga. Ibu dan saudara perempuannya Sophie meninggal karena tuberkulosis ketika dia masih kecil sementara ayahnya ketika dia berusia 25 tahun, saudara perempuannya Laura ditahan di rumah sakit jiwa pada saat yang sama ketika lukisan itu selesai.


Munch menolak lukisannya sebagai representatif perasaan cemas

Namun, walaupun begitu banyak yang menganggap lukisan ini sebagai representatif perasaan cemas. Dalam sebuah catatan pribadi, Munch menolak bahwa bahwa "The Scream" menunjukkan ketidakstabilan mental. Menurutnya menggambarkan penyakit, kematian, dan kecemasan dalam seni bukanlah tanda penyakit, tetapi justru menunjukkan bahwa dia tidak gila, namun melihat bagian dunia yang tidak bisa dilihat orang lain - sebuah konsep populer di seni akhir abad ke-19.


Itulah sekian tentang lukisan Munch ini yang diinterpretasikan beberapa orang sebagai sebuah karya yang mengungkapkan kekacauan dan kecemasan jiwa. Semua orang bebas dan  bisa memiliki interpretasi yang berbeda-beda terhadap suatu karya lukis.